Jakarta- Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) menggelar kegiatan Pendidikan Wawasan Kebangsaan kepada seluruh siswa penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Repatriasi Tahun 2023 pada 12 sampai dengan 15 Oktober 2023. Kegiatan tersebut digelar serentak di dua tempat,yakni di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DKI Jakarta, dan di BPMP Kalimantan Selatan, di Banjar Baru.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim berkesempatan memberi sambutan dan motivasi kepada para siswa ADEM secara virtual.
Mendikbudristek meminta siswa penerima Beasiswa ADEM Repatriasi memanfaatkan semaksimal mungkin beasiswanya untuk meraih cita-cita. Nadiem mengingatkan, kesempatan belajar dengan beasiswa tidak didapatkan oleh semua pelajar di Indonesia.
“Gunakan kesempatan ini untuk belajar optimal, berkarya sebanyak mungkin, dan meraih prestasi setinggi-tingginya,” kata Nadiem secara virtual pada Sabtu, 14 Oktober 2023..
Dikatakan Nadiem, pembelajaran di sekolah saat ini sudah lebih menyenangkan dengan Kurikulum Merdeka. “Torehkan prestasi sebanyak mungkin untuk membuka peluang beasiswa untuk jenjang perguruan tinggi,” ujar Nadiem.
Nadiem melanjutkan,peluang beasiswa sampai keperguruan tinggi saat ini terbuka lebar, seperti Beasiswa Indonesia Maju, Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADiK), LPDP S1, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. “Prestasi adik-adik saat bersekolah menjadi poin dalam seleksi,” tuturnya.
Baca juga : Siswa ADEM Akui Kebermanfaatan Program Afirmasi
Pendidikan Wawasan Kebangsaan di Jakarta diikuti 97 siswa ADEM dari 3 provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, dan Lampung. Sedangkan di Banjar Baru, Kalimantan Selatan, diikuti sebanyak 48 siswa di tiga provinsi, yaitu Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Kepala Puslapdik, Abdul Kahar, mengutarakan, beasiswa ADEM diberikan kepada anak-anak repatriasi agar bisa membangun masa depan yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.
Abdul Kahar, berharap agar para siswa penerima ADEM Repatriasi untuk dapat membentuk koneksi dan hubungan positif. “Bangunlah hubungan yang baik pada guru, mentor, dan teman-teman agar dapat mengembangkan keterampilan sosial dan kepempinan. Hubungan yang baik dapat membuka pintu kesempatan baru di masa depan,” katanya.
Tahun 2023, 299 siswa ikut beasiswa ADEM
Program ADEM Repatriasi merupakan program beasiswa yang diperuntukkan untuk anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bersekolah di jenjang SMP dan sederajat di Community Learning Center (CLC) Sabah, Malaysia. Tahun 2023 ini, sebanyak 299 siswa menerima beasiswa ADEM Repatriasi. Selain di Jakarta dan Banjar Baru, kegiatan pelatihan wawasan kebangsaan juga akan digelar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Para siswa penerima beasiswa ADEM akan mengikuti jenjang Pendidikan SMA dan SMK di 108 sekolah pelaksana program ADEM Repatriasi di 11 provinsi di Indonesia, yakni di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I Yogyakarta, Banten, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Selama empat hari mereka harus mengikuti pembinaan pendidikan wawasan kebangsaan sebelum kembali ke sekolahnya. Pembinaan ini bertujuan untuk menumbuhkan karakter dan jati diri bangsa melalui nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan. Kemudian, melalui pelatihan kedisiplinan para siswa akan tumbuh rasa percaya diri yang kuat dalam menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di masa depan. Di samping itu, melalui program ini, diharapkan akan tumbuh jiwa kepempinan, kemampuan mengelola diri, serta mendorong semangat berprestasi.
Baca juga : Nadiem Harap Pelajar Papua Penerima ADEM Lanjutkan ke Pendidikan Tinggi
Abdul Kahar berharap, dengan pelatihan wawasan kebangsaan dan bela negara, dapat tumbuh karakter dan jati diri bangsa melalui nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan. “Melalui pelatihan kedisiplinan, peserta akan tumbuh rasa percaya diri yang kuat dalam menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di masa depan. Di samping itu, akan tumbuh juga jiwa kepemimpinan, kemampuan mengelola diri, serta mendorong semangat berprestasi,” tuturnya.
Apa kata siswa penerima ADEM Repatriasi?
Salah satu siswa peserta ADEM Repatriasi, Muhammad Ikhram yang akan bersekolah di SMK Pelita Madani Pringsewu, Lampung menyampaikan ketertarikannya pada materi wawasan kebangsaan mengenai Bhinneka Tunggal Ika.“Saya suka pembelajaran itu karena pelajaran itu lebih “masuk”, gitu bagi saya,”ujarnya.
Berbeda dengan Cristin Evita Laura dan Resty Fani Yunus. Keduanya yang akan bersekolah di SMAN 9 Tangerang, Banten lebih menyukai materi Peraturan Baris Berbaris (PBB). “Kalau kami lebih suka pelajaran PBB, karena kami belum pernah belajar itu sebelumnya,” katanya.
Cristin dan Resty juga mengajak teman-teman lainnya untuk mengikuti program beasiswa ADEM Repatriasi. ”Ayo, teman-teman, ikut program beasiswa seperti ini untuk bisa bersekolah di negara sendiri. Semoga beasiswa ini terus berlanjut bagi generasi yang akan datang, “ajaknya.
Sementara itu, Felic Paulus, dari CLC Prolific Sabah yang kini bersekolah di SMKS Kodeco Simpang Empat Batu Licin, Kalimantan Selatan, merasa senang bisa melanjutkan pendidikannya di sekolah yang memiliki fasilitas lengkap. Ia bertekad akan memanfaatkan kesempatan ini dengan belajar sungguh-sungguh agar bisa mengangkat derajat keluarganya.
“Sekolah di sini, semuanya serba lengkap, mulai dari pembelajarannya, fasilitasnya, ekstra kurikuler juga banyak. Tapi meskipun padat pembelajarannya, namanya juga belajar, jadi harus siap untuk menerima tantangan tersebut agar jadi pintar dan bisa sukses,” ujar siswa yang kini mengikuti ekstrakurikuler English Club.
Kasmir Rullah, siswa asal Sabah yang kini bersekolah di di SMK Negeri 1 Kota Banjarbaru, merasa bangga dan senang bisa sekolah di Indonesia dengan beasiswa ADEM Repatriasi.
“Pertama kali saya sekolah, saya susah beradaptasi karena tidak lancar bahasa Indonesia juga. Namun setelah sekolah di sini, saya bangga dan dan akan belajar dengan serius,” tutur Kasmir.
Serin Andarias, siswi kelas XII SMK Negeri 1 Martapura bidang akuntansi dan keuangan negara, Kalimantan Selatan, tidak percaya bahwa ia bisa sekolah di Indonesia dengan beasiswa ADEM Repatriasi. “Saya bangga bisa masuk sekolah di sini. Waktu di CLC, saya tidak kepikiran sama sekali bisa sekolah gratis di sekolah terbaik di Kalimantan Selatan,” ujar siswa yang bercita-cita jadi polwan.
Serin mengaku, perubahan terbesar dalam dirinya setelah sekolah di Indonesia adalah menjadi mandiri dan lebih bertanggungjawab. “Saya jadi berpikir, saya harus sukses dan bisa bawa orang tua saya kembali ke Indonesia. Bagaimanapun, hidup di Indonesia lebih baik dan lebih nyaman,” ujar siswa yang lahir di Keningau, Malaysia.
Rasa bangga juga diungkapkan oleh Joakim Naya Watun, siswa asal Flores, Nusa Tenggara Timur yang lahir di Sabah. Joe panggilannya, kini sekolah di SMK Negeri 1 Martapura bidang desain komunikasi visual. “Puji Tuhan, saya bisa sekolah di Indonesia, dulu saya tidak tahu apa-apa bahkan yang namanya Kalimantan Selatan, sama sekali tidak tahu. Tetapi setelah setahun saya tinggal di sini, saya merasa nyaman, saya bisa beradaptasi dengan banyak orang,” ungkap Joakim yang ingin melanjutkan kuliah di bidang teknik informatika atau seni musik.