Jakarta-Kami, putra dan putri Papua, berikrar untuk menyumbangkan tenaga, serta kemampuan kami demi tercapainya tujuan negara kesatuan Republik Indonesia yang didasarkan Pancasila dan UUD 1945;
Kami juga akan berupaya sekuat tenaga menjadi generasi yang cerdas, tangguh, mandiri dan berguna bagi nusa dan bangsa;
Kami juga akan berbakti pada orang tua dan guru, bersikap santun,serta senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, kemanusiaan dan keberagaman yang berlandaskan pada kebhinekaan;
Kami juga berupaya menjaga nama baik, dan kehormatan diri sendiri, sekolah dan daerah asal serta siap menjadi pelopor Pelajar Pancasila.
Demikianlah kutipan dari ikrar atau janji yang dikumandangkan para siswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Wilayah Papua di puncak kegiatan Pembinaan Pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara di beberapa kota, yakni di Jakarta, Magelang, Surabaya,Yogyakarta, dan Denpasar.
Selama empat hari, mulai 9-12 Juli 2023, sebanyak 500 siswa ADEM Wilayah Papua diberi pembekalan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara. 500 siswa ADEM asal Papua itu berasal dari Propinsi Papua (110 siswa), Papua Selatan ( 48 siswa), Papua Tengah (97 siswa), Papua Pegunungan (95 siswa), Papua Barat (70 siswa), dan Papua Barat Daya (80 orang).
Baca juga : Siswa ADEM Diberikan Pembinaan dan Pendampingan
Para siswa ADEM Papua itu akan mulai menjalani jenjang pendidikan menengah, baik SMA atau SMK Tahun Ajaran 2023/2024 di lima propinsi. yakni di Propinsi Banten sebanyak 75 siswa, Jawa Barat (95 siswa), Daerah Istimewa Yogyakarta (40 siswa), Jawa Tengah (80 siswa), Jawa Timur (155 siswa) dan di Propinsi Bali ada 55 siswa.
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara itu diselenggarakan oleh Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bekerjasama dengan Resiman Induk Daerah Militer (Rindam) TNI AD.
Melalui Video Elektronik, Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, berharap agar para siswa Papua penerima ADEM memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin.
“Kalian terpilih untuk mendapatkan beasiswa, terpilih untuk mendapatkan kesempatan menjalani pendidikan yang berkualitas yang tidak didapatkan semua pelajar di Indonesia,” tegas Mendikbud.
Dikatakan Mendikbud, siswa ADEM akan merasakan proses pembelajaran saat ini yang jauh lebih menyenangkan melalui Kurikulum Merdeka. Melalui kurikulum yang pembelajarannya berbasis proyek tersebut, siswa tidak hanya belajar teori di dalam kelas, tapi juga diajak menerapkan dalam praktek yang bisa dilakukan dimanapun. Selain itu, untuk siswa SMK, proses lebih relevan dengan dunia industri dan dunia kerja. Hal itu dilakukan dengan tidak hanya fokus pada praktek, tapi juga dibekali pengetahuan softskill yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.
“Semua itu akan menjadi bekal berharga bagi adik-adik semua untuk membangun karir di masa depan sesuai dengan minat dan ketertarikan masing-masing, “ujar Mendikbud.
Mendikbud juga mengajak para siswa ADEM untuk menorehkan prestasi sebanyak mungkin. Hal itu penting, lanjut Mendikbud, karena saat ini banyak peluang beasiswa jenjang S1, diantaranya Beasiswa Indonesia Maju (BIM), dan LPDP jenjang S1.
“Dalam proses seleksi beasiswa itu, prestasi selama di SMA menjadi poin penting, karena itu, gunakan kesempatan di SMA ini untuk belajar lebih optimal, berkarya sebanyak mungkin, dan meraih prestasi setinggi-tingginya, saya yakin adik-adik semua bisa melakukannya, “kata Mendikbud.
Baca juga :Nadiem Harap Pelajar Papua Penerima ADEM Lanjutkan ke Pendidikan Tinggi
Kepala Puslapdik, Abdul Kahar, beasiswa program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) merupakan komitmen Kemdikbudristek melalui Puslapdik untuk memberikan kesempatan dan keberpihakan kepada siswa dari Papua, daerah khusus dan anak-anak repatriasi untuk dapat menerima layanan pendidikan menengah yang berkualitas serta dalam rangka akulturasi keragaman budaya di Indonesia.
Membangun nasionalisme
Di Jakarta, kegiatan Pembinaan Pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara dilaksanakan oleh Rindam Jaya dengan pesertanya para Siswa ADEM yang akan menjalani pendidikan di berbagai SMA dan SMK di Propinsi Banten dan Jawa Barat.
Wakil Komandan Rindam Jaya, Kolonel Infrantri Rudianto, mengatakan, melalui pelatihan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, diharapkan para siswa penerima ADEM akan mencintai tanah air, dan muncul rasa ingin membela negara.
“Para siswa ADEM ini kelak akan jadi pemimpin yang cemerlang di berbagai bidang, baik di tingkat daerah maupun nasional dalam rangka menyongsong Indonesia Emas, “katanya.
Sub Koordinator ADEM Puslapdik, Dwi Permana, mengajak para siswa penerima ADEM untuk memanfaatkan Program ADEM dengan sebaik-baiknya.
“Saya berharap, yang hadir hari ini sejumlah 168 siswa dan nanti yang lulus juga sama jumlahnya, tidak ada yang putus sekolah, “katanya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Mahmud Labiru, mengatakan, ada sebanyak 14 siswa asal Fakfak yang memperoleh ADEM 2023.
“Dari 14 siswa itu, 6 orang akan bersekolah di Jawa Barat, 4 siswa di Banten, 2 siswa di Malang, dan 2 siswa di Semarang, “katanya.
Ia berharap, melalui ADEM ini, para siswa asal Fakfak akan terbangun jiwa kebangsaannya, bisa membaur dengan pelajar di seluruh Indonesia.
“Harapannya bisa memiliki kecerdasan yang lebih baik, termasuk kecerdasan spiritual, dan jiwa kebangsaan yang lebih tinggi, “ujarnya.
Mahmud selalu memotivasi siswa-siswa Fakfak penerima ADEM untuk membawa nama daerah, membanggakan orangtua dan keluarga, menemukan dirinya sendiri.
“Siswa ADEM tentunya harus lebih baik dibandingkan teman-temannya di Papua, dan punya keinginan untuk kembali ke Papua, dan membangun Papua dengan jiwa nasionalisme yang tinggi, “kata Mahmud.
Ingin membangun Papua
Para siswa penerima ADEM berharap agar pengetahuan dan pengalamannya kelak saat bersekolah di SMA dan dilanjutkan di perguruan tinggu melalui Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) di Jawa dan Bali akan menjadi bekal untuk membanggakan dan membangun Papua.
Welmince Ovide, siswa asal Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua, berharap dapat menimba ilmu, pengalaman lebih banyak dan lebih mandiri setelah lulus kelak. .
“Saya punya cita-cita menjadi penulis dan guru dan melalui ADEM ini saya bisa membuat cerita yang bisa menginspirasi orang lain, “kata remaja yang akrab dipanggil Mince ini.
Diakui Mince, sebelum memutuskan sekolah di Jawa, dirinya sering mendengar cerita adanya nada-nada negatif dari siswa Jawa pada siswa Papua. Namun, Mince juga punya cerita lain mengenai orang-orang Jawa yang ramah, baik,dan sopan.
“Karena saya berniat menimba ilmu dan berguna bagi indonesia, saya akan ikhlas menerima apapun yang terjadi, apalagi sebelum berangkat saya memperoleh pembinaan untuk berani namun juga mampu beradaptasi dengan lingkungan nanti, “katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Febiola Elisabeth Demonggreng. Siswa asal Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura ini mengaku sempat ada ketakutan tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan lingkungan pergaulan. Namun ia bersyukur dapat pembinaan selama dua hari untuk belajar berperilaku baik dan sopan dan selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Febiola yang punya cita-cita ingin menjadi direktur perusahaan itu, berharap dengan pengetahuan dan pengalamannya bersekolah di Jawa Barat bisa mewujudkan keinginannya untuk membangun Papua dengan sebuah video motivasi agar teman-teman Papua bisa termotivasi untuk membangun Papua.
“Anak-anak Papua harus semangat, karena dengan semangat, segala sesuatu yang kita rencanakan dan kita lakukan tidak akan ada kata cape, “tegasnya.
Sementara itu, Jericho Matani, siswa asal Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondana, Manokwari, Papua Barat, mengakui, ikut ADEM karena disuruh orang tua.
“Memang disuruh orang tua, tapi saya sendiri memang ingin sekali sekolah di Jawa, “ujarnya.
Menurut Jerciho, sekolah-sekolah di Papua itu lingkungannya tidak bagus untuk belajar. Karena itu, lanjut Jericho, dirinya ingin sekolah di Jawa yang jauh lebih baik agar nanti saat pulang ke Papua bisa membanggakan orang tua dan teman-temannya di Wasior.
Saat masih di SMP, Jericho selalu mencari apa saja tentang sekolah di Jawa, baik melalui televisi,buku, atau di Youtube. Dari berbagai media itulah, Jericho semakin tertarik untuk sekolah di Jawa.
“Saya percaya, semua orang Papua ingin sukses dan membangun Papua, begitu juga dengan saya yang berharap bisa membawa bekal ilmu ke Papua nanti, “ujarnya.
Pada kegiatan pembinaan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara itu, siswa-siswa ADEM Papua kerap menyanyikan lagu kebanggaan rakyat Papua yang dipopulerkan penyanyi asli Papua, Edo Kondologit.
Lagu yang berjudul “Tanah Papua” ciptaan Yambe Rumbino itu berisi soal kebanggaan rakyat Papua atas tanahnya yang kaya.
……………………….
Tanah Papua tanah yang kaya
Surga kecil jatuh ke bumi
Seluas tanah sebanyak madu
Adalah harta harapan
Tanah papua tanah leluhur
Di sana aku lahir
Bersama angin, bersama daun
Aku di besarkan
Hitam kulit keriting rambut, aku Papua
Hitam kulit keriting rambut, aku Papua
Biar nanti langit terbelah, aku Papua
Tanah Papua tanah leluhur
…………………………………………….