Puslapdik – Cara menuliskan hasil penelitian sampa pentingnya dengan substansi penelitian itu sendiri. Tak sedikit mahasiswa yang gagal dalam proposal penelitian hanya karena metode dan cara penulisannya tidak mampu mengungkapkan secara jelas substansi penelitian.
“Penulisan dikatakan gagal bila pembaca tidak memahami maksud dan tujuan penulis, “kata Galang Lufityanto, The Vice Dean Of Academic and Student Affairs Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada, saat Pembekalan Studi bagi mahasiswa penerima BPI Kemendikbudristek Tahun 2022 di Semarang, 1 Desember 2022.
Menurut Galang, prinsip dasar dalam penulisan karya ilmiah adalah tulisan tersebut merupakan rangkaian hubungan sebab akibat disertai dengan pembuktian yang valid. Dengan cara itu, penelitian tersebut bisa direplikasi atau dijadikan acuan bagi penelitian lebih lanjut, baik untuk penulis itu sendiri maupun penulis lain. Untuk mencapai itu, sebuah karya ilmiah perlu memiliki data deskriptif yang menggambarkan pembuktian hipotesis serta adanya temuan baru hasil penelitian tersebut.
“Yang juga penting, hasil penelitian itu harus dielaborasi dengan penelitian sebelumnya, baik yang mendukung maupun yang tidak mendukung, serta memberikan implikasi dan saran, “kata Galang.
Secara umum, dilanjutkan Galang, sebuah karya tulis ilmiah tak jauh beda dengan karya fiksi dari sisi sistimatika penulisan, yakni mengandung permasalahan dan memiliki narasi atau alur cerita.
Sistematika penelitian
Sistimatika penulisan itu yakni adanya introduction atau pengantar, methode and result serta analisa permasalahan. Introduction itu berisi topik atau tema penelitian yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian dan dikembangkan berdasarkan literatur sebelumnya. Sedangkan methode and result menjelaskan metode penelitian yang digunakan peneliti untuk menjawa pertanyaan penelitian tersebut serta memverifikasi argumentasi.
“Hasil dari methode and result itu berupa interprestasi dari hasil penelitian yang dihubungkan dengan literatur yang ada, “lanjutnya.
Baca juga : Abdul Kahar Bagikan Tips Meraih Sukses Di Perguruan Tinggi
Sebelum memilih topik yang akan dibahas, dikatakan Galang, seorang peneliti harus mengenali dan memahami konteks dari masalah yang akan diteliti. Hal itu bisa ditemukan dengan melihat adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataannya. Selanjutnya, topik berpeluang untuk bisa dikembangkan, baik untuk masa sekarang atau masa depan yang belum diketahui bentuknya.
“Yang harus jadi perhatian, pelajari hasil penelitian yang sama, apakah sudut pandangnya sama, metodenya sama atau beda. Kalau sama sebaiknya cari topik lain agar terhindar dari plagiarism, “tekan Galang.
Bila permasaalahan sudah ditemukan, kata Galang, formulasikan dala bentuk pertanyaan yang spesifik, jelas, pendek, mengandung kompleksitas dan bisa diperdebatkan.
“Yang jelas, apa yang dipertanyakan itu harus menarik bagi penulis maupun bagi pembaca, “paparnya.
Galang berpesan agar topik penelitian apapun yang ditampilkan, harus memiliki bukti atau data yang valid, mencerminkan sikap kritis dalam prosedur penelitian serta meminimalisir bias atau subjektif dalam penulisan, termasuk interprestasi data yang berlebihan.
Baca juga : Penerima Beasiswa BPI Dilarang Kerja Sampingan Selama Kuliah
Mempersiapkan para awardee BPI
Pembekalan studi tersebut dihadiri secara luring oleh sekitar 100 orang penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (BPI Kemendikbudristek) tahun 2022. Selain itu, sebanyak 359 penerima BPI Kemendikbudristek lainnya hadir secara daring. Sebagian besar peserta Pembekalan Studi di Kota Semarang adalah penerima BPI dari Universitas yang berlokasi di Kota Semarang, yaitu Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, Universitas 17 Agustus, Universitas Islam Sultan Agung, Politeknik Negeri Semarang, dan Universitas Muria Kudus.
“Pembekalan Studi ini diharapkan mampu menjadi jembatan bagi penerima BPI untuk mempersiapkan diri menuju masa studi sebaik mungkin dan dapat lulus dengan menghasilkan kebermanfaatan ilmu bagi diri sendiri, masyarakat, pengembangan BPI, dan kemajuan bangsa, “kata Kepala Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi, Bapak Anton Rahmadi, S.Tp., M.Sc., Ph.D.
Selain itu, dikatakan Anton Rahmadi, kegiatan Pembekalan Studi diharapkan akan menumbuhkan semangat cinta tanah air, penguatan pola pikir, penanaman nilai-nilai integritas, nasionalisme, dan wawasan global pada penerima BPI Kemendikbudristek.