Jayapura- Merasakan manfaat mengikuti Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) atas biaya negara, enam orang alumni ADEM dan ADik berinisiatif mendirikan Taman Bacaan dan Rumah Belajar “Generasi Emas Papua” bagi siswa sekolah dasar dan SMP.
“Ini merupakan bentuk dari kerinduan kami sebagai alumni ADEM yang merasa pernah dibiayai negara dan sebagai dedikasi kami pada negeri dengan mengajarkan ilmu pada anak-anak, dan sharing pengalaman yang kami dapat di luar Papua selama mengikuti ADEM untuk meningkatkan literasi,” kata Christine Korwa, alumni ADEM yang lulus tahun 2016 dari SMKN 1 Bangli, Propinsi Bali, saat ditemui Tim Puslapdik di rumahnya yang sekaligus sebagai ruang kelas belajar di Dok IX Kali, Kelurahan Imbi, Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua, beberapa waktu lalu.
Christine sendiri, setelah lulus ADEM tahun 2016, sempat mengikuti program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta. Namun, merasa tidak cocok dengan program studi yang diambil, Christine hanya sempat mengikuti perkuliahan selama 2 semester. Christine mengundurkan diri, pulang ke Papua, dan meneruskan kuliahnya di Program Studi Hubungan Internasional Universitas Cendrawasih hingga meraih gelar sarjana tahun 2023 lalu.
“Saat ini, selain aktif di taman Bacaan ini,saya juga aktif di gereja dan sedang daftar CPNS, “katanya.
Cerita Christine, Taman Bacaan dan Rumah Belajar “Generasi Emas Papua” didirikan pada Juli 2023 lalu. Latar belakangnya, Christine banyak mendengar keluhan orang tua di sekitar rumahnya tentang anak-anaknya yang sudah kelas 4-5 sekolah dasar namun belum lancar membaca.
“Sekolah-sekolah tersebut lebih mementingkan “yang penting naik kelas saja”, tapi tidak mengenali siswanya belum bisa baca dan menulis, itu jadi perhatian kami, “tuturnya.
Memahami kondisi yang memprihatinkan tersebut itulah, Taman Bacaan dan Rumah Belajar “Generasi Emas Papua” dibentuk. Pembelajaran dibagi dalam kelas kecil untuk anak-anak yang sama sekali belum mengenai huruf, bentuk, dan angka, kemudian kelas sedang untuk belajar mengeja, dan membaca serta menulis, dan kelas besar untuk diajarkan memahami lawan kata, persamaan kata dan menyusun kata-kata hingga menjadi kalimat yang benar serta anak bisa memahami isi bacaan.
Pembelajaran dilakukan hanya pada hari Sabtu dan hanya sekitar 1-2 jam. Hal itu menyesuaikan waktu luang Christine dan kawan-kawannya. Saat ini, yang aktif memberi pelajaran hanya Christine dan Tiana sebab yang lainnya sudah pada kuliah di luar Papua bahkan ada yang di luar negeri, seperti Yohanes Ryaldi Wanma.
Awalnya, hanya 11 orang anak yang aktif, namun, kini, sebanyak 53 anak yang terdata, walaupun yang aktif datang pada setiap sesi pengajaran hanya sekitar 20-25 orang.
“Kemarin, waktu kenaikan kelas, banyak orang tua yang berterima kasih pada kami karena anak-anaknya sudah lancar membaca dan menulis, “ujar Christine.
Christine berharap, melalui upaya dirinya dan teman-temannya itu, anak-anak bisa lancar membaca, menulis dan memahami isi buku sehingga bisa lancar pendidikannya.
Baca juga :Chorlance, Gadis Papua Jadi Dokter Melalui Beasiswa ADik
Selain Christine, lulusan ADEM dan Adik yang mendirikan Taman bacaan tersebut adalah Tiana Irianti Waromi, alumni ADEM di SMAN 10 Yogyakarta, sempat ikut ADik di Institut Teknologi Surabaya (ITS) namun baru belum sebulan menjalani perkuliahan terpaksa harus pulang ke Papua karena kondisi keluarga. Di Papua, bekerja di Bank Mandiri sampai sekarang, Pada tahun 2018 lalu melanjutkan kuliah di program studi Akuntansi Universitas Cendrawasih.
Berikutnya adalah Wiruri Helena Aprilean Rarawi, alumni ADEM di SMAN 1 Sukawati, Bali dan alumni ADik di Program Studi Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung. Helena baru saja menyelesaikan program pengayaan di LPDP untuk persiapan melanjutkan S2 di luar negeri.
Ada juga Sangquan Uchi A Waromi, alumni ADEM di SMAN 1 Sukawati, Bali. Lulus ADEM 2016, Uchi melanjutkan studi di IPDN dan saat ini bekerja di Bappeda Kabupaten Mamberamo, Propinsi Papua Pegunungan dan juga bersama Helena sedang menjalani Program Pengayaan di LPDP menuju jenjang S2 Luar Negeri.
Baca juga : Yulion Mirin: Siswa ADEM Yang Peduli Papua (Bag 1)
Selain itu, ada juga Yohanis Ryaldi Wanma. Lulus dari ADEM di SMA Bhineka Tunggal Ika, Yogyakarta tahun 2016,. Ryaldi melanjutkan studi melalui ADik di Universitas Pattimura dan kini sedang melanjutkan studi S2 di Florida, Amerika Serikat, melalui beasiswa LPDP.
Terakhir adalah Ishak Douglas, alumni ADEM di SMAN 3 Malang. Sempat ikut program ADik di ITB, namun mundur di semester 4 dan melanjutkan kuliah di Universitas Sain dan Teknologi Jayapura.
Dorong kemampuan literasi anak-anak Papua
Melalui chat di Whatsapp, Helena berharap, Taman Bacaan ini bisa jadi wadah awal untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan anak-anak dalam membaca.
“Kami juga berharap kedepannya anak-anak punya semangat untuk mengejar mimpi dan menyadari kalau mereka juga bisa dan mampu, “kata Helena.
Sedangkan Uchi berharap, anak-anak yang aktif di taman bacaan ini bisa memiliki kemampuan dasar dalam mengenal huruf dan membaca terlebih untuk memahami apa yang dibaca.
“Walaupun upaya kami ini hanya sederhana saja, tapi ini bentuk kontribusi kami untuk mendorong peningkatan kemampuan literasi di Papua agar sumber daya manusia Papua tetap berkembang. Karena literasi itu adalah gerbang utama menuju langkah – langkah selanjutnya untuk masa depan yang indah,”kata Uchi.