Puslapdik– Percayakah Anda, banyak orang tua di Indonesia yang menangis dan bersujud syukur atas kebijakan pemerintah Indonesia menelorkan Program Bidikmisi atau yang kini dikenal dengan sebutan Kartu Indonesia Pintar -Kuliah (KIP Kuliah)?
Bidikmisi atau KIP Kuliah adalah adalah salah satu peluang yang diberikan pemerintah kepada lulusan SMA atau yang sederajat dari keluarga miskin untuk mengecap pendidikan tinggi.
Salah seorang yang merasakan manfaat Bidikmisi adalah Dodik Pranata Wijaya. Pria kelahiran Sampang, Madura, ini, anak pertama dari pasangan Benny Wijaya (51) dan Siti Aminah (46). Benny Wijaya hanya lulusan sekolah dasar dan saat ini berprofesi sebagai supir truk pasir. Sedangkan Siti Aminah hanya mengecap pendidikan hingga kelas dua SD dan kini membantu nafkah keluarga dengan membuka warung nasi sederhana di halaman rumahnya di Desa Ketapang Daya, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Lulus SMA di Sampang tahun 2009, Dodik menyadari kemampuan ekonomi keluarganya. Ia tak pernah bermimpi masuk perguruan tinggi. Padahal prestasi akademiknya sejak SD sampai SMA selalu moncer. Alhasil, menjadi guru sukarelawan di salah satu Yayasan di pelosok desa menjadi keseharian Dodik usai lulus SMA.
Tahun 2010, pemerintah Indonesia menciptakan program Bidikmisi yang kini dikenal dengan KIP Kuliah. “Sebuah program yang banyak orang tua Indonesia menangis atas rasa syukur yang tidak dapat dibendung akan adanya program ini. Banyak dari kami mungkin tidak akan pernah ada dititik mimpi-mimpi tanpa bidikmisi yang membantu kami, “ tulis Dodik.
Melalui Bidikmisi itu, pada Tahun 2011, atau dua tahun setelah lulus SMA, Dodik berhasil menikmati bangku kuliah di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dan lulus tahun 2014. Selama kuliah, Dodik juga aktif di organisasi kemahasiswaan hingga menjabat Presiden Mahasiswa UTM dan mendirikan organisasi Permadani Diksi Nasional.
Baca juga :
- Ahmad Zainuddin : TPG Membuat Saya Kian Bertanggung Jawab Sebagai Pendidik
- Pembiayaan Pendidikan Salah Satu Prioritas Kemendikbud Tahun 2021
Lolos LPDP, Kuliah S2 di Michigan, AS
Tak puas lulus jenjang S1, Dodik lantas mengikuti beasiswa melalui Program Lembaga Pengelola dana Pendidikan (LPDP) dan lolos untuk bisa melanjutkan studi S2 di Universitas Michigan, College of law, Amerika Serikat dan lulus tahun 2018. Selama kuliah S2 tersebut, Dodik juga menorehkan prestasi yang membanggakan bangsa. Pada tahun 2017, Dodik meraih Platinum Certified Certificate pada 16th Annual Leadership Award Michigan State University 2017.
Capaiannya tersebut bukan tanpa perjuangan. Sedikitnya sekitar 24 organisasi telah Dodik tekuni dan 80 persen dia menjadi leader. Salah satunya, menjadi Ketua Keluarga Muslim Indonesia Michigan yang biasa disebut Pengajian Michigan Amerika Serikat.
Tahun 2019 lalu, juga melalui LPDP, Dodik lolos seleksi untuk mengikuti Program Doktoral di Amerika Serikat. Namun, diwaktu bersamaan, Dodik juga diminta untuk membantu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dodik akhirnya menunda program doktoralnya dan saat ini, Dodik menjadi Staf Khusus Menteri Desa, pembangunan daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bidang Mitra Luar Negeri dan Perguruan Tinggi.
Adiknya, Novi indah Permata Sari, juga mengikuti jejak kakaknya, menikmati kuliah S1 melalui Program Bidikmisi. Novi kuliah di Fakultas Teknologi Industri Pertanian dan lulus tahun 2018. Novi juga lolos seleksi LPDP untuk melanjutkan studi S2 nya di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada.
Di ujung emailnya, Dodik juga menulis…. Bidikmisi atau KIP Kuliah adalah upaya negara untuk mempersiapkan sumber daya manusia terbaik. Dengan demikian, rasa syukur yang benar-benar harus dimaknai sangat dalam oleh mereka yang menerima beasiswa ini. Karena penerima beasiswa telah menikmati pajak dari seluruh warga negara Indonesia, tidak hanya dari mereka yang berkecukupan secara ekonomi, tetapi juga ada keringat harian pengayuh becak, ojek, buruh tani, sopir yang bahkan mungkin putra mereka tidak berkesempatan untuk menikmati beasiswa ini.