Puslapdik-Berbahagialah para siswa dan atau mahasiswa yang punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya, namun punya keterbatasan dalam pembiayaan. Saat ini di Indonesia ada puluhan, bahkan ratusan pihak yang memberikan kesempatan pada siswa dan mahasiswa untuk memeroleh beasiswa, baik jenjang S1, S2 atau S3, dalam dan luar negeri. Para pemberi beasiswa itu mulai dari pemerintah, perusahaan swasta, BUMN, LSM nasional dan internasional, serta perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
Memang, setiap tahunnya, ada ribuan, bahkan mungkin puluhan ribu siswa dan mahasiswa yang mencoba mengajukan beasiswa. Tentunya lebih banyak yang gagal daripada yang berhasil meraih beasiswa impiannya itu.
Agar berhasil meraih beasiswa, tentunya siswa dan mahasiswa harus memilih dengan selektif, beasiswa yang sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya. Dikutip dari buku “Beasiswa Pemutus Mata Rantai Kepemimpinan” karya Dr. Abdul Kahar M.Pd, ada beberapa kesalahan yang harus dihindari siapapun ketika berniat mengajukan beasiswa.
Abdul Kahar saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbduristek yang salah satunya mengelola berbagai jenis beasiswa. Abdul Kahar juga sebelumnya pernah menjabat sebagai salah satu direktur di Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan. Dengan latar belakang seperti itu, tentunya Abdul kahar sangat paham sekali, kenapa seorang pendaftar beasiswa berhasil dan yang lainnya gagal.
Baca juga :
- Abdul Kahar Luncurkan Buku Beasiswa Pemutus Mata Rantai Kemiskinan
- Tantangan Masa depan, Prodi Tujuan Beasiswa Perlu Dianalisis
Dalam buku yang diterbitkan akhir tahun 2021 lalu itu, Abdul Kahar mengungkapkan beberapa kesalahan pendaftar beasiswa, yakni :
Pertama, kurang selektif dalam memilih beasiswa. Tak sedikit pendaftar beasiswa yang asal mendaftar suatu beasiswa tanpa mempertimbangkan potensi dan kompetensinya yang sesuai dengan kriteria beasiswa.
Kedua, tidak melengkapi dokumen yang diminta penyelenggara beasiswa. Dokumen, yang dalam hal ini kelengkapan berkas administrasi sangat penting. Pendaftar beasiswa banyak gagal karena tidak melengkapi berkas administrasi yang diminta.
Ketiga, tidak mahir dalam menulis resume atau esai. Tak sedikit pendaftar gagal meraih beasiswa karena tidak mampu menulis resume atau esai dengan baik. Resume atau esai berisikan pengalaman yang paling menonjol yang pernah dilakukan pendaftar, aktifitas yang pernah dan sedang dijalani dan alasan yang kuat untuk mendapatkan beasiswa.
Keempat, tidak memberi kesan yang kuat saat wawancara. Salah satu tahapan seleksi dalam peraihan beasiswa adalah wawancara. Pendaftar perlu paham, tujuan wawancara ini adalah menilai kepribadian dan meyakinkan pewawancara, bahwa apa yang tertulis dalam aplikasi sesuai dengan kenyataan.
Kelima, kurang gigih dan gampang menyerah. Banyak pendaftar menyerah dalam menjalani proses seleksi, baik melengkapi persyaratan adminsitrasi maupun dalam proses seleksi yang dianggap rumit yang membebani pikiran serta mental. Untuk itu, pendaftar perlu mempersiapkan diri, baik mental, fisik, maupun pengetahuan sebelum mengajukan permohonan beasiswa.
Ditulis juga oleh Abdul Kahar, keberhasilan meraih beasiswa tidak semata karena faktor pendaftar. Upaya mendapatkan beasiswa merupakan rangkaian panjang yang melibatkan banyak pihak, seperti keluarga, pembuat regulasi, dan juga pihak sekolah atau kampus. Kesemua pihak itu harus menyiapkan dan memberi pendampingan pada calon penerima beasiswa. Salah satunya, pihak keluarga perlu terus memberikan pendampingan moral dan mental.