Puslapdik- Takjub dan terpesona. Itulah dua kata pertama yang muncul di benak penulis saat membaca kisah dan pengalaman Athi’ Nur Auliati Rahmah dalam bidang pendidikan, sejak duduk di bangku sekolah dasar di Pamekasan, Madura, hingga kini, kuliah S2 di Nanoscience and Functional Nanomaterials, School of Physics, University of Bristol, Inggris.
Bagaimana tidak takjub dan terpesona, wanita kelahiran Jombang Tahun 2000 ini menapaki setiap jenjang di SMP, SMA, sarjana, dan kini S2 tanpa harus berjuang mengikuti seleksi. Bukan karena kemampuan keuangan atau koneksi, tapi karena berbagai prestasi yang diraihnya sejak sekolah dasar, yakni utamanya prestasi di bidang fisika dan desain.
Semuanya berawal saat Athi masih duduk di bangku sekolah dasar di Pamekasan. Athi mulai tertarik pada fisika setelah membaca buku “IPA Fisika Gasing (gampang, asyik dan menyenangkan)” yang ditulis oleh Prof Yohanes Surya. Sebuah buku tambahan pelajaran yang semestinya untuk siswa SMP. Tak sekedar membaca dan tertarik, Athi lantas mengotak-ngatiknya hingga menjuarai lomba fisika yang diselenggarakan SMPN 2 Pamekasan. Karenanya, Athi masuk SMP favorit di Madura itu tanpa tes.
Prestasinya terus berlanjut. Saat di SMP 2 itu, Athi aktif mengikuti lomba akademik bidang fisika, menjadi siswa berprestasi, mengikuti lomba non-akademik bidang seni, poster, sampai ikut pameran seni di daerahnya serta pernah menjadi Duta Sanitasi.
Luar biasanya, saat di SMP itu, Athi masuk kelas unggulan fisika. Di kelas itu, selain belajar materi fisika SMP, juga dipelajari materi fisika SMA. Hasilnya, Athi menjuarai beberapa lomba fisika tingkat SMP yang akhirnya membawa Athi bisa melanjutkan pendidikan di SMA 1 Pamekasan, juga tanpa tes.
Saat di SMA, Athi beberapa kali juara lomba poster, seni, debat, dan lomba fisika di tingkat daerah hingga nasional. Lagi-lagi, karena berbagai prestasi tersebut, Athy diterima kuliah di Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), melalui jalur prestasi, tanpa tes, tahun 2018.
Berkah Tahun 2021
Tak hanya cinta dan unggul di fisika, sejak SMA, Athi juga punya hobi dalam pembuatan desain poster yang mengantarnya menjadi juara pada berbagai kejuaraan. Salah satunya, meraih medali emas pada ajang Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) divisi Poster Digital yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Tahun 2021 lalu. Pada tahun itu juga, Athi bersama Tim UNY meraih Juara I Talent Chalengge jenjang Pendidikan Tinggi pada acara Puncak Persembahan Prestasi Talenta Indonesia yang juga diselenggarakan Puspresnas.
Dengan prestasi itu, UNY mengapresiasinya dengan kelulusan cumlaude tanpa harus menyusun skripsi serta terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi I pada wisuda UNY Februari 2022.
“Skripsi saya dikonversi oleh UNY dengan perolehan medali emas LDIM atau istilahnya RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) sehingga saya lulus bebas skripsi, kalau cumlaude, seperti mahasiswa pada umumnya yang IPK diatas 3.5, saya diwisuda pada Februari 2022, “kata Wanita kelahiran Jombang tahun 2000 itu melalui saluran chat WA, 8 Januari 2023 kemarin.
Tak hanya lulus tanpa skripsi, dengan prestasi di LDIM itu, pada September 2022 kemarin, Athi memperoleh Beasiswa Indonesia Maju (BIM) tanpa kurasi di Nanoscience and Functional Nanomaterials, School of Physics, University of Bristol, Inggris. BIM merupakan bentuk beasiswa kerjasama Puspresnas dengan Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Dikutip dari beberapa sumber, University of Bristol masuk dalam Top 10 University di United Kingdom (UK) dan 61 di dunia. Sedangkan School of Physics, University of Bristol masuk dalam Universitas Top 5 di UK untuk riset dan terkenal di bidang sains selama lebih dari seratus tahun.
Hobi desain
Pada ajang LIDM, Athi mengirim karya berupa desain poster dengan topik kesetaraan gender dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). “Topik pada desain poster ini mengacu pada artikel ilmiah yang saya buat saat pengabdian program Kampus Mengajar Angkatan 1 di pelosok Madura yang merupakan rangkaian Program MBKM, “ungkapnya.
Soal prestasinya pada bidang desain walaupun kuliah di bidang pendidikan fisika, dikatakan Athi karena memang sudah lama tertarik pada bidang desain. Mengintegrasikan pendidikan fisika dengan desain, selama kuliah, Athi mendesain media pembelajaran berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics). Wanita yang tinggal di Sumenep ini juga mendesain poster ilmiah lomba karya tulis ilmiah dan ilustrasi saintifik untuk publikasi ilmiahnya mengenai Carbon-Nanodots.
Selain itu, Athi juga kerap mendesain karya yang ‘artsy’ atau ‘nyeni’ dan pernah dipamerkan di Spanyol pada International Exhibition Madrid Grafica 2020: Covid Exit dan mendapatkan Brozen Starfish Award pada International Ocean Art Festival di Korea Selatan pada 2020.
Aktif di MBKM
Saat kuliah di UNY, Athi juga ikut berpartisipasi dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui Program Kampus Mengajar di pelosok Madura. Lantas Athi membagikan kegiatan-kegiatannya dalam Kampus Mengajar itu melalui postingan di Instagram dan Facebook, seperti mengajar di kelas, menggambar bersama, membuat eksperimen sains sederhana yang menarik dan menyenangkan, mengadakan pelatihan teknologi bagi guru-guru, hingga membimbing siswi di SD menang lomba.
“Pengalaman saya di Kampus Mengajar ini lah menginspirasi saya untuk mendesain poster di ajang LIDM, “ujarnya.
Yang membuat Athi tambah semangat, kegiatan dan berbagai prestasinya itu diwartakan oleh berbagai media cetak dan elektronik yang lantas terdeteksi oleh tim Kampus Mengajar dan Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbudristek.
“Saya dipercaya untuk menjadi narasumber pada acara Festival Kampus Merdeka bersama Pak Nadiem dan Sekjen Dikti dan pada acara Roadshow Kampus Merdeka dengan ITS TV bersama Prof Nizam, Ditjen Dikti. Selain itu, beberapa video saya kemudian diposting ulang oleh akun-akun sosial media @kampusmengajar, @kampusmerdeka, dan @ditjendikti, “ungkapnya sumringah.
Athi bersyukur dan bahagia telah diberikan kesempatan untuk terus mengenyam pendidikan di luar negeri. Ia berterima kasih pada Puspresnas yang telah menyelenggarakan ajang talenta dan mengapresiasi prestasinya.
“Saya juga berterima kasih pada Puslapdik-Kemdikbudristek yang telah menyelenggarakan BPI sehingga saya jadi bisa melanjutkan studi magister ke salah satu dari empat kampus yang telah memberi saya unconditional offer di UK dan tanpa kurasi, “katanya.