Puslapdik– Mahasiswa asal Papua dan Papua Barat yang sedang menjalani perkuliahan di berbagai perguruan tinggi di daerah seluruh Indonesia melalui Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) diharapkan mendapatkan IPK setinggi-tingginya, lulus kuliah tepat waktu, serta kembali ke Papua untuk membangun.
Sub Koordinator ADik Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek, Ruknan, mengingatkan para mahasiswa akan doa dan harapan orang tua di Papua saat melepasnya untuk menuntut ilmu di tempat yang jauh dari Papua.
“Pernahkah kalian menyadari, ketika melepas pergi, orang tua berharap untuk rajin belajar, semangat, ikut aturan yang ada agar kalian lulus tepat waktu dan membawa gelar sarjana, “kata Ruknan saat memberikan pembekalan dan pelatihan Bela Negara pada sekitar 60 mahasiswa Universitas Sriwijaya dan Universitas Bina Dharma Palembang penerima ADik di markas Raider 200 Bhakti Negara, Kodam II Sriwijaya, Palembang, 11 Desember lalu.
Ruknan mengingatkan, bahwa para mahasiswa meninggalkan orang tua, kakak atau adik dengan harapan agar kelak para mahasiswa kembali ke tanah Papua, membangun Papua dan mengangkat harkat dan martabat keluarga.
“Mungkin tidak ada yang tahu, bahwa orang tua kalian menangis ditinggalkan anaknya pergi jauh menuntut ilmu dan berharap anaknya mendapat ilmu yang baik, karena itu, saya mengajak para mahasiswa untuk selesai kuliah tepat waktu dan membawa prestasi yang baik, “kata Ruknan.
Ruknan juga mengingatkan, mahasiswa penerima ADik akan dikenai sanksi bahkan dihentikan bantuannya jika melakukan pelanggaran atas perjanjian kinerja yang sudah disepakati.
“Jika ada mahasiswa penerima ADik yang melanggar perjanjian kinerja, perguruan tinggi berhak memberikan peringatan tertulis, mulai peringatan pertama, kedua dan ketiga. Jika tetap melakukan pelanggaran, maka perguruan tinggi berhak mengusulkan penghentian bantuan beasiswanya, “ ujarnya.
Dalam perjanjian kinerja itu disebutkan, beberapa jenis pelanggaran yang akan dikenai sanksi yakni pindah ke perguruan tinggi lain, putus kuliah, keberadaan mahasiswa tidak diketahui, melakukan penyalahgunaan narkoba, melakukan kegiatan yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, jangka waktu pemberian beasiswa terlewati, dan dipidana tetap.
“Perguruan tinggi juga berhak mengusulkan penghentian bantuan bila ada pertimbangan lain yang sangat penting, “kata Ruknan.
Terkait itu, kata Ruknan, mahasiswa penerima ADik wajib melaporkan prestasi akademik dan non akademik serta dana beasiswa yang diterimanya. Laporan itu wajib disampaikan ke perguruan tinggi serta ke laman adik.kemdikbud.go.id.
“Selanjutnya, kampus melaporkan ke Puslapdik mengenai penerimaan dana beasiswa ADik, prestasi mahasiswa penerima Adik, serta penggunaan dan sisa dana beasiswa Adik, “ungkap Ruknan.
Baca juga : Abdul Kahar Ingatkan Mahasiswa Penerima ADik Membangun Jejaring dan Rasa Bersyukur
Pelatihan Bela Negara
Selama tiga hari, para mahasiswa penerima ADik tersebut menjalani pelatihan dan pendidikan mengenai wawasan kebangsaan, Pelatihan Baris-Berbaris (PBB),kedisiplinan, kepemimpinan, pengamalam Pancasila dan UUD 1945, dan sebagainya.
Menurut Kapten Satriaji, dari Kodam II Brawijaya, salah seorang tutor pada pelatihan tersebut, melalui pelatihan bela negara, mahasiswa diharapkan punya sikap untuk mencintai dan menghargai tanah airnya sendiri.
“Bela Negara itu tidak harus saat situasi perang. Dalam situasi damai, bela negara bisa diterapkan dalam berbagai cara, “katanya.
Baca juga : Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa ADik Ikuti Diklat Bela Negara
Sementara itu, Andries Lionardo, Pembina organisasi Penggiat Kader Bela Negara (PKBN) Sumatera Selatan, mengajak para mahasiswa ADik untuk jangan mudah terhasut pada propaganda pihak-pihak tertentu untuk memecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia.
“Indonesia itu punya masa depan yang gemilang dan potensi yang melimpah sehingga banyak pihak yang tidak ingin Indonesia maju sehingga melakukan berbagai cara untuk memecah belah bangsa, “katanya.
Ditekankan Andries, pada Tahun 2045, saat usia Indonesia mencapai 100 tahun, para mahasiswa ADik saat ini akan mengambil tongkat estafet kepemimpinan nasional. Karena itu, Andries berharap para mahasiswa untuk siap memikul peran dan tanggungjawab melalui upaya menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan sedini mungkin.
“Saya berharap diantara kalian kelak ada yang menjadi gubernur, bupati, anggota DPR atau tokoh masyarakat yang akan membangun Papua, “katanya.