Puslapdik– Kuliah dengan beasiswa, meraih gelar sarjana, dan pulang kampung untuk membawa perubahan. Itulah komitmen yang terpatri di benak dan hati Muh. Abdillah Maulana. Pemuda kelahiran 1998 ini anak bungsu dari lima bersaudara yang terlahir dari pasangan suami istri Gassing Dg Nojeng dan Malang Dg Ngona. Gassing berprofesi sebagai nelayan dan Malang hanya ibu rumah tangga biasa. Keduanya tidak sempat menamatkan Pendidikan sekolah dasar.
Maulana, nama panggilannya, merupakan awardee Beasiswa Unggulan (BU) Tahun 2017 di Program Studi Pendidikan Biologi jenjang S1 di Universitas Islam Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dan Tahun 2022 ini menjadi awardee Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Program Studi Manajemen Pendidikan Jenjang S2 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Meraih gelar sarjana dari Unismuh Tahun 2020, Maulana memantapkan diri untuk pulang ke kampung halamannya di Desa Minasa Baji, Kecamatan Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Di kampungnya, Maulana menjadi guru honorer di UPT SMP Negeri Satu Atap Lantang Peo.
Di luar pekerjaannya sebagai guru honorer, Maulana punya niat dan komitmen menyadarkan pentingnya pendidikan kepada masyarakat Kepulauan Tanakeke melalui Komunitas Inspirasi pesisir yang didirikannya Tahun 2018.
Diceritakan maulana, dirinya mendirikan Inspirasi pesisir dilatarbelakangi keprihatinan atas rendahnya kesadaran pentingnya pendidikan di masyarakat Kepulauan Tanakeke yang saat ini berjumlah 6000 jiwa dan bermukim di 18 pulau. Beberapa wilayah di Tanakeke masuk dalam wilayah 3 T. Rendahnya kesadaran pendidikan didasari alasan tidak ada informasi soal pendidikan dan terkendala faktor ekonomi, serta kendala sosial lainnya.
“Ada yang sebenarnya mampu, namun punya prinsip, buat apa kuliah kalau disini saja sudah bisa menghasilkan uang, apalagi kalau anaknya itu wanita. Sementara ada yang memang tidak mampu dan meminta anaknya menjadi nelayan untuk menambah penghasilan keluarga, “paparnya.
Diakuinya, kondisi geografis juga agak menghambat anak-anak Tanakeke untuk terus melanjutkan pendidikan. Di Kepulauan Tanakeke yang terdiri dari 18 pulau ini, memang sekolah dasar sudah ada di semua pulau, namun SMP dan SMA masih kurang, bahkan SMA saat ini baru ada 2.
“Sebenarnya ngga ada masalah, jarak antar pulau di sini umumnya hanya menempuh waktu sekitar 20 sampai 45 menit, bukan kendala untuk sekolah walau beda pulau, “ katanya.
Baca juga : Sekjen Kemendikbudristek Luncurkan KIP Kuliah Digital
Inspirasi Pesisir punya kegiatan memberi informasi dan motivasi kepada anak-anak muda di Kepulauan Tanakeke untuk punya semangat dan ambisi melanjutkan pendidikan, tak hanya selesai di jenjang SMA tapi lanjut ke perguruan tinggi, serta punya semangat membangun desa.
Sendirian memberi motivasi
Saat masih kuliah di Unismuh Makassar, setiap liburan, Maulana pulang ke Tanakeke, berkeliling dari pulau ke pulau menggelar kegiatan kelas inspirasi. Maulana secara gencar memotivasi para siswa di jenjang SD, SMP, dan SMA untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Hal itu dilakukan Maulana sendirian, terkadang ada beberapa temannya sesama mahasiswa yang membantu.
“Saya mengenalkan mereka pada berbagai bantuan pemerintah, seperti PIP, KIP Kuliah, serta berbagai beasiswa yang digelar pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan swasta, “ungkapnya.
Tak hanya itu, Maulana juga memotivasi para orang tua mengenai pentingnya peranan orang tua dalan memotivasi anak, dan sebagainya. Untuk menarik perhatian masyarakat, Maulana menampilkan beberapa film pendek mengenai pentingnya pendidikan bagi masa depan anak dan bagaimana peran orang tua.
“Alhamdulillah, sebelum saya melakukan ini, belum ada lulusan SMA di Tanakeke yang kuliah selain saya, kini setelah kegiatan Inspirasi Pesisir, sudah ada 8 orang yang lolos berbagai beasiswa perguruan tinggi, dan beberapa orang tua sudah mencari cari dan mengingatkan saya, bahwa anaknya ingin kuliah dan minta bantuan saya, “ujarnya.
Baca juga : Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan Harus Siap Hadapi Perubahan
Soal pendidikan bagi orang tua ini. lanjut Maulana, berkaca pada orang tuanya. Menurut Maulana, orang tuanya sangat berpengaruh dan menjadi motivasi terbesarnya untuk terus sekolah.
“Walaupun tidak mengenyam pendidikan, tapi mereka melek terhadap pendidikan dan menganggap bahwa salah satu tujuan mulia dan mengadu nasib adalah berpendidikan, orang tua saya selalu jadi pengingat bahwasanya dengan pendidikan bisa bermanfaat bagi orang lain, “katanya.
Salah satu kegiatan inspirasi pesisir yang kerap dilakukan adalah apa yang disebut SERI atau Sehari Menginspirasi. Pada kegiatan itu, Maulana mengajak teman-temannya sesama kuliah atau yang sudah lulus dan aktivis di organisasi untuk menjadi motivator.
“Kegiatannya 2 kali 1 bulan dan waktunya tergantung sukarelawannya yang mau jadi narasumber. Mereka satu hari saja di pulau dan kegiatannya sudah 8 kali kami lakukan, “ujar Maulana.
Melalui kegiatan inspirasi pesisir inilah, tahun 2021 lalu, Maulana terpilih sebagai Duta Inspirasi pewakilan propinsi Sulawesi Selatan pada ajang Duta Inspirasi by Indonesia Event yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga. Pemilihan Duta Inspirasi by Indonesa event ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi generasi muda setiap daerah guna mewujudkan Indonesia Emas 2045
Sebaiknya pulang kampung
Menurut Maulana, seorang mahasiswa yang berasal dari kampung dan memperoleh peluang untuk kuliah melalui beasiswa, ketika lulus sebaiknya pulang kampung.
“Saya rasa dasar yang menjadikan kita kuat meraih mimpi dan cita-cita itu karena adanya dorongan besar dan motivasi yang tertanam dalam diri kita sebagai anak kampung agar bisa menunjukkan bahwa anak kampung baik dari desa pegunungan maupun anak pulau semua berhak bermimpi, “ paparnya.
Karena itu, Maulana memaknai bahwa perjalanan dan kesempatan berharga untuk sekolah gratis dengan beasiswa itu merupakan anugrah agar kita sebagai delegasi kampung mempelajari banyak hal dan bisa menjadi pembawa perubahan.
“Menurut saya, ketika tidak balik ke kampung, saya rasa kita sudah menyalahi aturan, pertama, bahwasanya kita adalah delegasi kampung yang diberikan kesempatan itu agar dapat kembali dan membawa perubahan, “tegasnya.
Baca juga : Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan Harus Kenal dan Paham Wawasan Kebangsaan
Maulana bersyukur memperoleh kesempatan untuk kuliah, suatu kesempatan yang nyaris tidak dimiliki teman-temannya di Tanakeke. Pulang kampung setelah lulus kuliah, Maulana punya kemampuan menjadi pemimpin perubahan di kampungnya.
“Bahkan oleh masyarakat saya dinyatakan multi talenta. Saya harus bisa khutbah, kebetulan saya aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang menjadikan saya lebih memahami ajaran saya sendiri yaitu Islam, “katanya.
Maulana juga merasakan pengalamannya berkuliah dan berorganisasi memberi kemampuan mengarahkan masyarakat, menjadi konseptor ide, eksekutor dan menjadi motivator.
“Secara tidak langsung saya mengajak mereka cerdas dan menjadi pemimpin di setiap lini agar siap membangun Indonesia dari daerah kepulauan, “paparnya.
Di ujung pembicaraan, Maulana mengaku terobsesi untuk menjadi kepala desa. Tujuannya, dengan menjadi kepala desa, bisa mengkolaborasikan masyarakat untuk berkembang di berbagai bidang, seperti di pertanian, perikanan, kelautan dan sebagainya.