Jakarta– Sebanyak 443 siswa asal Papua yang mengikuti Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Angkatan Tahun 2021, pada Senin tanggal 10 Juni 2024 kemarin telah kembali ke daerahnya masing-masing. Selama tiga tahun, 443 siswa tersebut telah memperoleh pembelajaran, baik di jenjang SMA dan SMK di enam propinsi, yakni Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.
Dari sejumlah 443 siswa ADEM tersebut, sebanyak 155 siswa dilepas secara resmi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim di Gedung A Komplek Kemendikbudristek. Siswa lainnya, melakukan proses pemulangan di Jawa tengah,Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. Para siswa akan kembali ke Papua melalui beberapa kota di Papua, yakni di Sorong, Manokwari, Jayapura, Nabire, Wamena,Timika, dan Merauke.
Melalui video Taping, Nadiem berharap agar bekal pembelajaran dan pengalaman di sekolah di Jawa yang diterima para siswa ADEM bisa dipergunakan untuk melakukan perubahan di daerah asalnya masing-masing, menyebarluaskan manfaat yang telah diterima dan menjadikannya sebagai batu loncatan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, baik akademik maupun vokasi.
“Saat ini, ada banyak dihadirkan inisiatif dari Kemendikbduristek untuk mendorong para siswa melanjutkan pendidikan ke yang perguruan tinggi berkualitas seperti melalui Beasiswa Indonesia Maju, LPDP, KIP Kuliah, ADIK dan sebagainya,” ungkap Nadiem.
Baca juga : Nadiem Harap Pelajar Papua Penerima ADEM Lanjutkan ke Pendidikan Tinggi
Menurut Nadiem, selama mengikuti ADEM, para siswa asal Papua berada di daerah yang nilai budaya dan sosialnya jauh berbeda. Dengan pengalaman itu, para siswa memperoleh bekal yang sangat berharga untuk berkontribusi yang nyata di daerah asal serta berpeluang untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Dikatakan Nadiem, selama beberapa tahun terakhir, Kemendikbudristek telah meluluskan sebanyak 6817 pelajar SMA dan SMK melalui program ADEM, baik itu yang berasal dari Papua, daerah khusus atau 3 T dan anak-anak repatriasi di Malaysia.
“Ini bukti nyata untuk memberikan akses yang lebih luas, merata dan nyata bagi seluruh pelajar di setiap pelosok Indonesia, bahwa setiap anak Indonesia dari berbagai latar belakang berhak memperoleh pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan, “ jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Nadiem mengucapkan apresiasi dan rasa berterima kasih pada seluruh pemerintah daerah dan sekolah yang telah merawat dan mengembangkan minat dan bakat siswa ADEM.
Baca juga : Yulion Mirin: Siswa ADEM Yang Peduli Papua (Bag 1)
Menjadi role model di Papua
Mewakili Mendikbudristek secara langsung, Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Regulasi, Nur Syarifah, meminta agar para siswa ADEM pulang ke daerahnya masing-masing dengan semangat dan pengalaman baru.
“Jadilah role model untuk memotivasi teman-teman lainnya di daerahnya agar bisa mengikuti jejaknya, “ujar Nur Syarifah.
Dikatakan Syarifah, siswa ADEM merupakan contoh terbaik siswa yang berani keluar dari zona nyaman, yakni berani keluar dari lingkungan rumah dan jauh dari orang tua serta berani untuk bercita-cita mengembangkan daerahnya masing-masing.
Memperoleh pendidikan yang layak
Gabriela Joanne Iriani Ondi, siswa ADEM asal Nabire, Papua Tengah, mengatakan, melalui program ADEM, dirinya bisa merasakan pendidikan yang layak seperti anak-anak yang berada di luar wilayah Papua.
Gabriela mengaku merasakan perubahan baik terhadap kondisinya setelah mengikuti program ini. “Sebelum mengikuti program ini, pikiran saya masih tergolong sempit. Ketika saya sudah keluar dari wilayah Papua dengan mengikuti program ADEM, mendapatkan pendidikan yang layak dan berada di kota besar, pikiran saya menjadi lebih terbuka. Saya mendapatkan banyak sekali hal baru yang bisa diterapkan nanti ketika pulang. Ada ilmu baru yang saya dapatkan, baik dari pendidikan maupun non pendidikan. Sehingga ketika saya kembali lagi ke Papua, hal-hal positif itu dapat saya terapkan ke provinsi saya,” terangnya.
Pengalaman senada dikatakan, Everth Ayandiso Mirino. Siswa asal Sorong, Papua Barat yang bersekolah di SMKN 1 Kragilan, Banten, ini bersyukur dapat mengikuti program ADEM. Dengan mengikuti program ini, Evert berkesempatan mengikuti banyak kegiatan yang membuka wawasannya.
Evert mengaku awalnya takut bersosialisasi karena khawatir akan diskriminasi. Setelah tiga tahun, Everti sudah berani berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Menurutnya, teman-temannya di SMKN 1 Kragilan, Banten sangat ramah dan baik hati.
Sementara itu, Novita Mansoben, siswa asal Kabupaten Supiori, Papua, yang bersekolah di SMKS Mutiara Bangsa, Purwakarta, juga merasa terbantu dengan adanya program ADEM. Menurutnya, program ini membuka banyak peluang, pengalaman, dan ilmu baru untuk dirinya.
Ance yang telah meraih juara 2 di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) bidang atletik tahun 2023, mengungkapkan rasa senangnya mendapatkan fasilitas sekolah yang lengkap. Ia menceritakan sekolahnya mendukung siswa yang ingin berprestasi di bidang olahraga. “Olahraga itu sungguh didukung, jadi anak-anak yang berprestasi sungguh didukung di sekolah itu,” ucapnya.
Bagi Ance yang berasal dari Kabupaten Supiori, Papua, program bantuan ADEM penting untuk diikuti oleh generasi muda yang berada di wilayah pelosok. Sebab, ada banyak pengalaman dan kesempatan yang bisa digali. Kepada generasi muda, ia berpesan, “Tetap semangat, jangan pantang menyerah, dan percayakan usaha yang sudah dilakukan kepada yang maha kuasa.”