Indonesia (BPI) Kemendikbudristek diharapkan aktif secara berkala mengakses laman monev-bpi.kemdikbud.go.id. Di laman tersebut, para awardee bisa mengakses berbagai informasi terkait hak dan kewajiban serta berbagai hal selama para awardee menjalani pendidikan. Para awardee juga dapat mengisi berbagai form atau data yang diperlukan untuk kelancaran pendidikan masing-masing, antara lain pencairan dana bantuan beasiswa.
BPI Kemendikbudristek merupakan program beasiswa pendidikan yang dikelola Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek dan didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Tahun 2021 ini merupakan tahun pertama diselenggarakannya BPI Kemendikbudristek tersebut dan telah meloloskan lebih dari 2140 mahasiswa dari jenjang S1, S2, dan S3 serta guru dan tenaga kependidikan. Mereka memperoleh beasiswa dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
Abdul Kahar, Kepala Puslapdik, meminta para awardee untuk selalu aktif berkomunikasi dengan Puslapdik, baik melalui monev.bpi.kemdikbud.go.id,atau berbagai saluran komunikasi lainnya.
“Jangan hanya aktif ketika meminta pencairan dana bantuan,tapi juga merespons aktif ketika Puslapdik meminta laporan capaian akademik, “kata mantan Direktur di LPDP tersebut saat sosialisasi keuangan BPI Kemendikbudristek, Senin, 13 September 2021.
Dikatakan Abdul Kahar, LPDP diapresiasi banyak perguruan tinggi di berbagai negara atas kecepatan dan ketepatan dalam melayani para penerima beasiswa. “Kami akan berusaha agar capaian LPDP tersebut juga bisa dilakukan Puslapdik melalui BPI Kemendikbudristek ini. Karena itu butuh perhatian kita semua dengan secara intens memperbaiki pola komunikasi, “ujarny.
Catatan Puslapdik, pendaftar BPI Kemendikbudristek tahun 2021 ini mencapai lebih dari 4.500 orang, dan yang lolos seleksi sebanyak 2.140 orang. Khusus untuk dosen perguruan tinggi akademik, dijelaskan Abdul Kahar, pendaftarnya mencapai sekitar 1.700 orang dan yang lolos seleksi akademik sebanyak 1.100 orang, namun kuotanya hanya 850 orang.
“Karena kuota terbatas, maka terpaksa kita lakukan seleksi, pertama dari sisi usia. Yang usia diatas 40 tahun kita utamakan. Begitu pula sesuai dengan rekomendasi Ditjen Dikti, kita prioritaskan mahasiswa yang mendaftar pada prodi-prodi tertentu, “ungkapnya.