Puslapdik – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong optimalisasi penyerapan manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) sebagai program prioritas pemerintah.
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Abdul Kahar, mengatakan bahwa program tersebut adalah misi pemerintah dalam menjamin keberlanjutan pendidikan dan salah satu solusi memberantas angka putus sekolah.
“Keberlanjutan penerimaan dana PIP bagi peserta didik dari jenjang pendidikan yang satu ke jenjang pendidikan berikutnya wajib dijaga bersama, “kata Abdul Kahar dalam acara Sosialisasi dan Percepatan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah tahun 2023 pada Selasa (9/5/2023) di Graha Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Jawa Barat. .
Karena itu, lanjutnya, prioritaskan peserta didik yang menerima KIP saat ini adalah mereka yang telah memiliki KIP pada jenjang sebelumnya dan memiliki rekening aktif
Untuk mendukung hal itu, Abdul Kahar mengajak semua pihak terkait untuk bergotong royong mengawal agar implementasi PIP di lapangan berjalan dengan baik. Terutama dalam hal pengajuan PIP yang dapat ditempuh melalui jalur Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), usulan sekolah, dan jalur aspirasi.
“Kita kawal usulan kita jangan sampai terhambat. Sebab sumber dana ini berasal dari anggaran negara yang harus dimaksimalkan penyerapan manfaatnya. Saya mengimbau agar semua pihak memprioritaskan PIP bagi peserta didik yang benar-benar membutuhkan,” tegasnya.
Data penerima PIP
Dikutip dari laman kemdikbud.go.id., berdasarkan data Kemendikbudristek, dari total penerima PIP nasional untuk tahun 2023 sebesar 6.781.586, tercatat sebanyak 43.220 PIP yang berhasil disalurkan di Kota Tasikmalaya dan di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 76.043 siswa.
Pada kesempatan ini, Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, di hadapan perwakilan 16 SD, 16 SMP, 5 SMA, 5 SMK, 1 SLB, 1 PKBM se-Kabupaten/Kota Tasikmalaya, serta para pemangku kebijakan terkait, menyampaikan komitmennya untuk membantu percepatan PIP dan KIP Kuliah..
“Kami akan bantu melalui jalur aspirasi dengan tidak ada potongan sepeserpun. Syaratnya, calon penerima harus datang sendiri melakukan pengurusan dan tidak diwakilkan kepada siapapun. Pengajuan PIP sekolah negeri harus ditandatangani kepala sekolah dan komite. Sedangkan untuk sekolah swasta harus ditandatangani kepala sekolah, komite, dan ketua yayasan. Pengambilan SK harus diambil oleh kepala sekolah (tidak diwakilkan),” papar Ferdiansyah.
Rektor Univeritas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas), Neni Nuraeni, menyambut baik program PIP dan KIP Kuliah. Menurutnya, program ini sangat membantu mahasiswa khususnya yang berlatar belakang ekonomi lemah, dapat berkuliah sesuai dengan minatnya.
“Saya mendukung program ini dan siap berkolaborasi dalam memajukan dunia pendidikan,” ucapnya dalam sambutan.
Baca juga : Ririn, Penerima PIP dan KIP Kuliah, Jadi Wisudawan Terbaik UHO
Membiayai pendidikan
Salah satu siswa penerima PIP adalah Muhammad Farhan Sidik, siswa kelas 3 SMK Swasta NU Kota Tasikmalaya. Anak sulung dari dua bersaudara ini sangat bersyukur mendapat bantuan biaya pendidikan. Ayahnya yang berprofesi sebagai teknisi jam tangan dan ibunya yang hanya ibu rumah tangga, kesulitan mencukupi kebutuhan biaya pendidikan..
Penerima PIP lainnya, Gian Saparudin, siswa kelas 2 SMAN 1 Ciawi yang merupakan bungsu dari dua bersaudara mengaku senang karena mendapat kesempatan sebagai salah satu penerima PIP. “Uangnya akan saya gunakan untuk membiayai kebutuhan praktik maupun projek-projek di sekolah,” ungkap Gian yang kerap meraih peringkat 1 di kelas dan bercita-cita menjadi Presiden ini.
“Saya ingin membanggakan kedua orang tua saya karena ayah saya hanya berprofesi sebagai buruh serabutan,” ucapnya.
Gian turut menyemangati generasi muda untuk terus bersemangat meraih mimpi karena selalu ada jalan menuju kesuksesan jika bersungguh-sungguh meskipun harus menempuh berbagai tantangan.
Baca juga : Perlu Diketahui, Inilah Mahasiswa Yang Layak Memperoleh KIP Kuliah Merdeka
Mengubah nasib keluarga
Sementara itu, perwakilan mahasiswa penerima KIP Kuliah, yaitu Jundi Jundulloh dari prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, mengatakan, ia ingin sekali mengubah nasib keluarganya.
Sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, kakak-kakaknya tidak ada yang melanjutkan kuliah. “Selama kita punya impian jangan ragu untuk mengejarnya karena banyak jalan yang bisa kita coba untuk memperbaiki nasib dan hidup kita. Tetap semangat!” ujar mahasiswa semester dua yang ingin jadi guru ini memberi motivasi.
Mahasiswa lain yang hadir adalah Muhammad Nur Muslim dari Universitas Siliwangi (Unsil). Ia menyampaikan bahwa kampusnya memberikan kriteria khusus bagi anak yatim/piatu dan anak korban perceraian orang tua. “Saya bisa dapat KIP Kuliah karena terdata di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) karena termasuk dalam program keluarga harapan (PKH), penghasilan orang tua saya di bawah upah minimum regional (UMR) dan saat disurvey juga fasilitas di rumah kurang memadai,” jelas Nur yang tinggal di daerah Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya.
Menurut Nur, ayahnya sudah berusia 65 tahun sehingga sudah tidak bekerja, sedangkan ibunya membuka usaha warung di rumah.
Selain itu, Cinta Setianingsih dari Fakultas Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Cipasung. merasa bersyukur menjadi salah satu penerima KIP Kuliah karena ia ingin membantu meringankan beban orang tua yang penghasilan mereka sebagai petani tiap bulannya kurang dari Rp 500 ribu.
Sedangkan Abdan Syakuro dari Universitas Perjuangan mengaku ingin meringankan beban orang tua terkait biaya pendidikan. “KIP Kuliah ini sangat membantu terutama siswa yang terkendala biaya pendidikan. Ini menjadi harapan bagi anak-anak muda untuk bisa terus melanjutkan pendidikan. Semoga kuota KIP Kuliah ke depannya semakin ditingkatkan agar makin banyak anak-anak yang terbantu dan bisa meraih masa depan yang lebih baik,” pungkas anak bungsu dari empat bersaudara ini mengutarakan pendapatnya.