Jakarta– Orang Papua, terutama generasi mudanya, kerap merasa kurang percaya diri ketika bertemu dan bergaul dengan sesama generasi muda dari propinsi lain di Indonesia. Karena itu, Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan dikelola Pusat layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) yang salah satunya menyasar siswa dari Papua sangat bermanfaat dalam memupuk mental dan karakter sumber daya unggul generasi asal Papua.
Hal itu dikatakan Muhammad Yusram Farid Alkatiri, atau dikenal dengan nama Mamat Alkatiri, komika dan komedian asal Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Mamat mengatakan hal itu saat menjadi motivator pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara untuk siswa SMA/SMK penerima bantuan pemerintah Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) 2024 wilayah Jawa barat dan Banten di Rindam III Siliwangi, Bandung, awal Juli lalu.
Kepada 170 siswa ADEM yang mengikuti kegiatan tersebut, Mamat, berpesan agar terus mengasah rasa percaya diri untuk bisa menggali banyak hal dan potensi yang menunjang keberhasilan di masa depan.
“Kita harus belajar menempatkan diri, belajar hidup bertoleransi dengan budaya lain dan jangan minder. Sebab, rasa tidak percaya diri adalah kunci dari banyak ketertinggalan. Berani bertanya, berani keluar dari zona nyaman berani mencoba hal baru. Manfaatkan proses itu dengan sebaik mungkin,” tuturnya.
Ketika merantau beberapa tahun lalu, Mamat mengakui pernah merasa minder terhadap fisik dan kecerdasan suku-suku di Pulau Jawa. Ia butuh waktu tiga tahun untuk beradaptasi selama merantau ke Yogyakarta untuk berkuliah. Namun, ketika mulai memiliki relasi dari berbagai suku dan budaya, kemampuan beradaptasinya meningkat serta memperoleh banyak wawasan tentang nilai-nilai kehidupan di masyarakat.
“Jangan karena kita tidak berani berkomunikasi sehingga orang lain punya kecurigaan terhadap kita. Percayalah, banyak anak Papua yang sukses di bidang sains, seni, dan kreatif, “ujarnya.
Mamat sangat mengapresiasi program ADEM, namun ia menilai harus ada keseimbangan antara pendidikan formal dan nonfomal yang salah satunya perlu diasah yaitu rasa percaya diri.
Baca juga : Siswa Penerima ADEM Diharapkan Memanfaatkan Merdeka Belajar Untuk Menggali Potensi dan Kreatifitas
Siswa ADEM dibekali Wawasan Kebangsaan
Tahun 2024 ini, sebanyak 500 siswa asal Papua akan menjalani pendidikan jenjang SMA/SMK di berbagai kota di berbagai propinsi di Jawa dan Bali. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara wilayah Jawa Barat dan Banten itu diikuti sebanyak 170 siswa. Mereka akan bersekolah jenjang SMA dan SMK di berbagai sekolah di Jawa Barat dan Banten. Kegiatan yang sama juga dilakukan secara serentak di Rindam IV Diponegoro, Magelang, yang diikuti 130 siswa, di Rindam V Brawijaya, Malang ( 145 siswa, dan Rindam IX Udayana, Tabanan, Bali (55 siswa).
Pelaksanaan kegiatan pelatihan tersebut dilakukan oleh Yayasan Penuntun Masa Depanku (Pesanku), sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam peningkatan sumber daya manusia. Pada pelatihan tersebut, siswa ADEM akan memperoleh pembekalan berupa wawasan kebangsaan dan internalisasi nilai-nilai Pancasila yang diperkuat dengan perilaku hidup bersih dan sehat, motivasi pendidikan tinggi serta penguasaan dunia digital.
Komandan Rindam III/Siliwangi, Kolonel Infantri Mohammad Sjahroni, mengatakan, kegiatan bela negara untuk siswa ADEM bertujuan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan siswa ADEM asal Papua. Menurutnya, siswa ADEM yang berasal dari Provinsi Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya ini perlu mendapat pembinaan seputar wawasan kebangsaan, sejarah bangsa, dan berbagai pelatihan lain.
Baca juga : Nadiem Harap Pelajar Papua Penerima ADEM Lanjutkan ke Pendidikan Tinggi
Sjahroni berharap, agar melalui kegiatan Wawasan Kebangsaan dan Bela negara tersebut, siswa Papua bisa berbuat dan berkarya yang terbaik untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Cari dan kembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu yang telah diperoleh selama diklat, patuhi setiap petunjuk/tata tertib maupun instruksi pembina atau pelatih sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik, sukses, aman dan nyaman,” terangnya.
Siswa ADEM asal Misool, Raja Ampat, Saida Umbalak, mengaku senang berkesempatan menjadi salah satu peserta ADEM Tahun 2024. Motivasinya mengikuti kegiatan ini karena ingin mengetahui wawasan di luar wilayahnya. “Saudara dan teman saya ada yang sudah ikut dan kata mereka ini sangat bagus untuk menambah pengalaman saya. Mereka semua mendukung termasuk keluarga saya,” ungkapnya.
Baca juga : Yulion Mirin: Siswa ADEM Yang Peduli Papua (Bag 1)
Chesya dari Kabupaten Papua Barat juga mengatakan, dengan mengikuti ADEM, ia bisa mengenal banyak teman dari berbagai wilayah dan dapat mempelajari budaya. “Mereka baik-baik, semoga dengan pergaulan yang makin luas yang saya peroleh di sini, makin terbuka peluang saya sukses di masa depan,” ujar Chesya yang akan bersekolah di SMK Negeri Kristen Paulus Bandung itu.
Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Propinsi Papua Barat yang mendampingi para peserta, Yohanes R. H. Walewowan, berharap agar siswa ADEM dari Papua bisa berjuang dengan apa yang mereka miliki dan mendapatkan ilmu, pengetahuan dan pengalaman berharga selama tiga tahun dan membawa hasil yang baik untuk ditularkan ke lingkungan sekitarnya nanti.
“Semoga lulusan program ini banyak yang melanjutkan ke program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik),” pungkasnya.