Kupang- Sebanyak 50 siswa penerima Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) 2023 wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) menjalani pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) NTT di Kupang, pertengahan Juli lalu.
Ke-50 siswa tersebut berasal dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten Sumba Barat,dan Kabupaten Sumba Timur. Masing-masing kabupaten menyumbang 10 siswa. Lima kabupaten tersebut merupakan sebagian dari 13 daerah khusus atau daerah 3T (Tertinggal, Terluar dam Terdepan) di NTT sesuai Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020 Tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024.
Pada pendidikan yang berlangsung selama empat hari tersebut, para siswa ditanamkan nilai-nilai kebhinekaan dan keindonesiaan melalui wawasan kebangsaan. Selain itu, diberi pemahaman mengenai pengenalan diri dan kepribadian, rencana hidup dan upaya menggapai cita-cita, perilaku hidup bersih dan sehat serta antipergaulan bebas, serta pengenalan literasi keuangan dan literasi digital.
Terakhir, para siswa diajak menyusun proyek sosial, pembacaan ikrar, dan pelaksanaan pentas seni.
Antusias dan punya cita-cita
Menghadiri kegiatan tersebut, nampak antusiasme siswa mengikuti kegiatan tersebut dan menjalani hari-hari pertama sebagai siswa penerima ADEM. Kepolosan berbalut dengan keberanian dan kecerdasan nampak hadir pada penampilan mereka. Dalam sesi diskusi pada kegiatan menyusun proyek sosial, para siswa bersemangat saling berargumentasi dan mengeluarkan pendapat.
Semangat para siswa untuk maju dan berkembang juga nampak saat mereka diminta komentarnya mengenai alasan mengikuti ADEM.
Tegu Beiya dari Kabupaten Sumba Barat mengatakan, dirinya tertarik ikut ADEM karena ingin melanjutkan pendidikan di sekolah yang lebih berkualitas serta mengurangi beban orang tuanya yang tidak mampu.
“Saya punya cita-cita menjadi guru karena di daerah saya di Kecamatan Wanokaka sangat kekurangan guru dan saya ingin membantu seluruh anak di NTT untuk memiliki pola pikir yang lebih baik, “kata remaja yang akrab disapa Elis ini.
Dikatakan Elis, selama mengikuti pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, dirinya bisa belajar bekerjasama dalam kelompok, dan mengenal Indonesia lebih jauh lagi.
“Saya juga senang karena merasakan tidur di kamar di hotel, merasakan makanan yang enak-enak dan diistimewakan oleh panitia, “katanya.
Semangat untuk hidup lebih baik juga dikatakan Topan dari Kabupaten Belu. Pemilik nama lengkap Mercano Lorenzo DM Lai ini mengaku saat di SMP berprestasi dan sangat tertarik ikut ADEM untuk membanggakan orang tuanya.
“Setelah lulus SMA, saya ingin melanjutkan kuliah untuk mewujudkan cita-cita saya jadi pengusaha untuk memajukan daerah saya, yakni Kecamatan Raimanuk, “kata Topan yang terpilih sebagai siswa terbaik pada kegiatan pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara itu.
Baca juga : Siswa ADEM Diberikan Pembinaan dan Pendampingan
Begitu juga dengan Rafaelo Roynaldiandara Nuak. Remaja yang akrab dengan sebutan Andra ini berasal dari Kabupaten Malaka. Andra mengikuti ADEM karena ingin mewujudkan cita-cita untuk kuliah teknik mesin di perguruan tinggi.
“Nanti setelah lulus kuliah, saya ingin jadi montir, “katanya polos.
Yosep Kabubu Tarap dari Kabupaten Sumba Timur, menegaskan, dirinya ikut ADEM karena ingin berpikiran maju dan membawa Indonesia terdepan, berdiri diatas kaki sendiri dan membanggakan serta memajukan derajat orang tua.
Dayan Agriyana, Narasumber kegiatan dari Yayasan Dampak Sosial Indoensia, mengakui, antusiasme siswa penerima ADEM di NTT ini sangat mengejutkan.
“Mereka itu kan masih remaja, baru lulus SMP dan berasal dari daerah 3T, tapi ternyata mereka mempunyai keberanian untuk menyatakan pendapat dan berpikiran maju, “kata Dayan.
Menurut Dayan, selama mengikuti kegiatan, para siswa mempunyai partisipasi dan keaktifan yang tinggi, punya bobot pemikiran yang di luar dugaan, penyusunan tata bahasa yang baik, ide-ide yang diutarakan, dan penyelesaian masalah.
“Terus terang ini melebihi ekspektasi kami, lebih dari yang kami harapkan, kami bangga dan terharu dan kami sangat terbantu atas semangat siswa ADEM ini dalam membangun suasana sehingga kegiatan ini lebih bermakna, “jelas Dayan.
.