Puslapdik-Proses mendapatkan beasiswa tidaklah gampang. Ada ribuan orang yang mendaftar suatu program beasiswa, namun hanya sedikit kuota yang disediakan pengelola atau penyalur beasiswa.
Ada banyak tahap yang harus dilalui ‘pemburu’ beasiswa. Tahap pertama adalah proses seleksi administrasi, yakni profil ‘pemburu’ beasiswa, dan seleksi terhadap kelengkapan berkas yang sesuai dengan kriteria. Tahap berikutnya adalah interview atau tes wawancara. Pada tahapan ini, tim seleksi ingin mendalami profil dan menilai kepribadian ‘pemburu’ beasiswa. Tim seleksi ingin tahu kesesuaian profil ‘pemburu’beasiswa dengan apa yang tertulis dalam aplikasi.
Abdul Kahar, Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek, memberikan sedikit bocoran mengenai kiat-kiat menghadapi wawancara agar lolos seleksi dan sukses meraih beasiswa. Bocoran Abdul Kahar itu bisa dibaca dibukunya berjudul “Beasiswa Pemutus Mata Rantai Kemiskinan” yang diluncurkan akhir tahun 2021 lalu.
Abdul Kahar sendiri pernah menjabat sebagai salah satu direktur di Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan dan kini menjabat kepala Puslapdik yang salah satunya mengelola beberapa program beasiswa, antara lain Beasiswa Unggulan, dan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek.
Menurut Abdul Kahar, ada beberapa tips untuk ‘Pemburu’ beasiswa agar lolos seleksi, yakni :
Simulasi wawancara
Lakukan latihan wawancara dengan saudara, teman atau siapa saja. Perkirakan pertanyaan yang akan muncul dan persiapkan jawabannya. Lakukan simulasi wawancara seolah-olah sedang diwawncarai tim seleksi beasiswa. Beberapa pertanyaan yang kemungkinan besar akan muncul antara lain: Alasan mendaftar beasiswa, alasan pemilihan program studi dan kampus tujuan, keterhubungan program studi yang diambil dengan karir, rencana perkuliahan dan rencana karir. Pertanyaan lain yang mungkin muncul seperti latar belakang pengalaman dan keahlian, dan rencana setelah lulus program beasiswa.
Melakukan riset mengenai jurusan dan kampus yang dituju
Kenali program studi dan kampus yang dituju. Kenali juga budaya negara dimana kampus itu berada. Kenali secara spesifik kampus yang dituju, seperti rasio mahasiswa dan dosennya, prestasi kampusnya serta bagaimana kampus tersebut bisa memenuhi tujuan ‘pemburu’beasiswa
Mempersiapkan diri
Tunjukkan bahasa tubuh yang tepat dan professional saat sesi wawancara.
Mengenali diri sendiri
“Jika tidak tahu jawabannya, jangan pura-pura bisa menjawab”. Tulis Abdul Kahar. Jangan coba-coba mengarang jawaban yang tidak diketahui dengan pasti, sebab pewawancara mungkin akan terus mengejar hal itu. Tim seleksi akan lebih menyukai kandidat penerima beasiswa yang jujur dan menyadari keterbatasan pengetahuan, dari pada mencoba tahu segalanya.
Berpakaian yang rapih
Tunjukkan penampilan yang mengesankan di awal pertemuan
Baca juga : Tips dan Strategi membuat Esai yang Menggugah Tim Seleksi Beasiswa
Datang tepat waktu
Salah satu kesan yang baik dimata tim seleksi bisa bisa diperlihatkan dengan datang tepat waktu sesuai jadwal disepakati. Hal itu menunjukkan kedisiplinan, dapat dipercaya, punya komitmen dan berintegritas.
Ajukan pertanyaan
Tanyakanlah mengenai apa yang belum diketahui, seperti profil lembaga penyedia beasiswa. Hal itu menunjukkan rasa ingin tahu yang besar dan membangun hubungan yang baik dengan lembaga penyedia beasiswa.
Jangan gugup
Buatlah diri senyaman mungkin, duduk dengan tidak kaku. Atur gestur tubuh sehingga terlihat santai. Jangan menopang tangan di dagu dan hindari meletakkan tangan di meja.
Gestur tubuh harus tegak
Posisi duduk yang tegak terkesan sopan dan disiplin
Lakukan kontak mata dengan pewawancara
Menjaga kontak mata dikesankan fokus dan menyimak percakapan serta antusias. Namun lakukan dengan sopan
Usahakan berjabat tangan
Menjabat tangan tim seleksi menunjukkan sikap percaya diri. Jabat tangan yang terlalu longgar dikesankan sikap kurang tegas dan kurang percaya diri. Namun, jabat tangan yang terlalu kencang akan membuat pewawancara tidak nyaman. Lakukan jabat tangan dengan hangat dan professional.